Beberapa jenis tumbuhan memang memiliki nilai ekonomis tinggi, misalnya karena buahnya; atau memiliki nilai estetika, misalnya karena keindahan bunganya. Namun demikian, nilai ekologisnya sangat rendah, misalnya karena tidak mampu mendukung kehidupan satu atau beberapa jenis satwa. Selain satwa, tumbuhan yang daya dukung ekologisnya baik, juga dapat mendukung kehidupan tumbuhan lain.
Bagi halaman rumah yang cukup luas (suatu hal yang jarang di kota-kota besar), apabila ditata dengan baik dan dipertimbangkan untuk kepentingan konservasi, akan dengan sendirinya membentuk sistem ekologis dengan karakteristik setempat. Jika suatu sistem ekologis yang bersifat standar telah terbentuk, secara otomatis di dalamnya ada terlibat kehidupan satwa sebagai konsumen. Untuk hal ini diperlukan pengetahuan dan keterampilan dasar, terutama dengan memahami keterkaitan antar-setiap jenis, satwa atau tumbuhan, dan sesamanya.
Sebatang pohon yang memiliki nilai ekologis, harus diperhitungkan pada kemampuannya untuk menjadi produsen bagi beberapa jenis satwa. Sebagai misal, sebatang pohon harus diperhitungkan bahwa bunganya akan menjadi sumber nektar bagi lebah, atau bagi burung isapmadu. Pada tahap lanjut, selain burung isapmadu, maka akan hadir pula burung pemakan lebah, dan seterusnya. Pohon yang baik bukan hanya akan menyediakan sumber makanan, tetapi juga harus dapat menjadi tempat beristirahat bagi burung, atau tempat bersarang. Selain burung dan lebah, beberapa jenis serangga akan hadir karena adanya bunga, seperti kupu-kupu dan lainnya.
Selain bunga, buahnya juga harus dapat menjadi sumber pakan bagi satwa tertentu, misalnya burung pemakan buah, tupai, tikus pohon, atau kalong. Beberapa jenis tumbuhan, pucuk dan daunnya sangat disukai oleh beberapa serangga penggerek, dan kulit batangnya ditempati berbagai jenis serangga tertentu. Beberapa tumbuhan penutup tanah untuk taman rumah, sangat disenangi jengkerik, kumbang tanah dan ngengat malam. Tumbuhan dari keluarga rumput (Poaceae), bijinya sangat digemari oleh banyak jenis burung, terutama dari jenis-jenis bondol (Lonchura sp.).
Dengan ketepatan di dalam memilih tanaman, misalnya pohon, maka juga harus diperhitungkan seberapa besar keteduhann atau kelembapan yang dapat dihadirkan. Ini penting, karena beberapa jenis tumbuhan pelekat (epifit) membutuhkan kondisi yang demikian untuk dapat hidup. Jadi sebuah pohon yang layak, dapat menjadi pendukung tumbuhan lain, misalnya lumut, pakis, anggrek atau lainnya, yang melekat di batang dan dahannya.
Burung menyukai tempat-tempat yang aman, dalam arti tidak bising, dan terdapat kerimbunan yang memadai. Beberapa jenis burung, dapat bersarang hanya 150 cm dari permukaan tanah, sepanjang memang secara naluriah burung tersebut merasa aman, baik dari gangguan pemilik rumah maupun hewan pemangsa.
Kehadiran satu atau beberapa jenis burung di pekarangan, tidaklah berlangsung sepanjang tahun, tetapi mengikuti musim tertentu, bergantung pada lokasi setempat. Selain itu, jenis-jenis yang biasa hadir di pekarangan rumah juga akan berganti-ganti, bergantung pada musim, ketersediaan atau kelimpahan pakan yang ada. Pada musim tanaman berbunga, dan pada saat musim berbuah, jenis-jenis burung yang dominan hadir akan berbeda. Namun demikian, ada beberapa jenis burung yang dapat dikatakan dapat hadir di pekarangan sepanjang tahun, misalnya burung gereja (Passer sp.).
Konservasi burung di pekarangan pada tingkat lanjut, adalah melalui penyediaan preparat pendukung aktivitas keseharian burung, walaupun tahap seperti ini hampir dapat dikatakan belum ada yang melakukannya di Indonesia. Sebagai misal, pembuatan kotak sarang dari papan atau material lain, yang kemudian dipasang di tempat yang diperkirakan akan disenangi burung tertentu. Bisa juga penyediaan tempat makan, terutama burung-burung pemakan biji-bijian dan pemakan segala.
Keindahan bagi sebuah pekarangan rumah memang penting, tetapi sebaiknya penataannya juga mempertimbangkan aspek-aspek konservasi, walaupun memang hanya dalam skala kecil. Tetapi meskipun hanya konservasi skala kecil, tetaplah akan sangat berarti besar bagi satwa tertentu. Terutama apabila dapat dilakukan oleh para pemilik pekarangan di kota-kota besar, di mana sebagian besar satwa telah sukar mendapatkan tempat hidup, makanan dan tempat berkembangbiak.(ais)
Saya sangat terkesan sekali, dengan blog ini aneka ragam kekayaan flora dan fauna yang ada di Indonesia disajikan sangat informatif dan sangat mendidik untuk dibaca. Untuk pendalaman terhadap anak yang sangat membutuhkan informasi mengenai kekayaan alam Bumi Pertiwi.
BalasHapusTerima Kasih masih ada yang sangat peduli menyampaikan informasi Flora dan Fauna Indonesia.
Salam.
adhan angger niken