Rabu, Maret 11, 2009

TAMAN NASIONAL

UPAYA pelestarian keanekaragaman hayati dilakukan dalam berbagai bentuk, tetapi yang paling umum dan banyak dilakukan adalah dengan menetapkan kawasan sebagai areal konservasi. Pemilihan model pelestarian dalam bentuk kawasan, dapat dilakukan secara in-situ maupun eks-situ. Konservasi in-situ adalah sebuah model perlindungan terhadap kawasan alamiah, dalam arti jenis-jenis yang diperlindungi tetap hidup di habitat aslinya. Sedangkan model konservasi eks-situ adalah sistem perlindungan yang dilakukan di luar kawasan alamiah. Model eks-situ, misalnya dimungkinkan apabila suatu jenis mengalami ancaman karena kehancuran tempat hidup, kepunahan habitat total, sehingga jenis tersebut terpaksa harus diperlindungi pada kawasan lain yang bukan habitat aslinya. Dengan alasan dan tujuan yang berbeda, Kebun Raya Bogor merupakan contoh kawasan konservasi eks-situ, di mana jenis-jenis tumbuhan didatangkan dari berbagai tempat (habitat asli) dan dilestarikan di dalam kawasan KRB. Kasus burung jalak Bali (Leucopsar rothschildi), adalah contoh praktis konservasi eks-situ, karena jalak ini terpaksa harus diselamatkan melalui penangkaran di kandang, sambil menunggu pulihnya kembali habitatnya di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Hasil tangkaran ini kemudian dilepasliarkan kembali.
Di Indonesia, sebagaimana di negara lain, model aplikasi kawasan konservasi sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, hanya mengenal beberapa bentuk, yaitu: Taman Nasional (National Park), Cagar Alam (Nature Sanctuary), Suaka Margasatwa (Game Sanctuary, Wildlife Reservate), Taman Wisata Alam (Nature Recreation Area), Taman Buru (Game Park), Taman Hutan Raya (Grand Forest Park), dan Kebun Binatang (Zoo Park).

Taman nasional merupakan sebentuk kawasan perlindungan yang berupaya memadukan semua bentuk pengelolaan kawasan konservasi, dan karena itu taman nasional dibagi ke dalam beberapa zona yang memiliki fungsi masing-masing. Dalam taman nasional ditetapkan Zona Inti (Sanctuary Zone), yang memiliki fungsi sebagai cagar alam. Kemudian Zona Rimba (Wildeneer Zone), yang memiliki fungsi sebagai suaka margasatwa. Di luarnya kemudian ditetapkan Zona Penyangga (Buffer Zone), yang memiliki fungsi laboratorium alam, berupa kebun raya atau kebun binatang. Dan sebagai outer ring, ditetapkan Zona Pamanfaatan Intensif (Intensive Use Zone), yang dapat dimanfaatkan untuk taman wisata alam, taman buru, atau berbagai aktivitas rutin masyarakat di sekitar kawasan. Taman nasional yang telah ditetapkan di Indonesia sampai dengan tahun 2008 sebanyak 50 lokasi, baik di daratan maupun perairan, dengan luas total 16.384.194,14 hektar.

DAFTAR TAMAN NASIONAL YANG TELAH DITETAPKAN DI INDONESIA:

AKETAJAWE-LOLOBATA – Taman Nasional
MALUKU, Halmahera Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Timur, 167.300,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 397/Menhut-II/2004, 18 Oktober 2004.
ALAS PURWO – Taman Nasional
JAWA TIMUR, Banyuwangi, 43.420,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 190/Kpts-II/1993, 26 Februari 1993.
AOPA WATUMOHAI, Rawa – Taman Nasional
SULAWESI TENGGARA, Kendari, Kolaka, 105.194,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 756/Kpts-II/1990, 17 Desember 1990.
BAKA-BUKIT RAYA, Bukit – Taman Nasional
KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, Sintang, Kasongan, 181.090,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 281/Kpts-II/1992, 26 Februari 1992.
BALI BARAT – Taman Nasional
BALI, Jembrana, Buleleng, 19.002,89 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 493/Kpts-II/1995, 15 September 1995.
BALURAN – Taman Nasional
JAWA TIMUR, Panarukan, 25.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 279/ Menhut-VI/1997, 23 Mei 1997.
BANTIMURUNG–BULUSARAUNG – Taman Nasional
SULAWESI SELATAN, Maros, Bulukumba, 43.750,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 398/Menhut-II/2004, 18 Oktober 2004.
BARISAN SELATAN, Bukit – Taman Nasional.
BENGKULU, LAMPUNG, Bengkulu Selatan, Lampung Utara, 365.000,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 736/Mentan/X/82, 14 Oktober 1982.
BATANG GADIS – Taman Nasional.
SUMATERA UTARA, Mandailing Natal, 108.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 1266/Menhut-II/2004, 29 April 2004.
BERBAK – Taman Nasional
JAMBI, Tanjung Jabung, 162.700,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 285/Kpts-II/1992, 26 Februari 1992.
BETUNG KERIHUN – Taman Nasional
KALIMANTAN BARAT, Kapuas Hulu, 800.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 510/Kpts-II/1999, 30 Juni 1999.
BOGANI NANI WARTABONE – Taman Nasional
SULAWESI UTARA, GORONTALO, Bolaang Mangondow, Gorontalo, 287.115,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 1127/Kpts-II/1992, 19 Desember 1992.
BROMO -TENGGER -SEMERU – Taman Nasional
JAWA TIMUR, Pasuruan, Probolinggo, 50.276,50 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 278/Menhut-VI/1997, 23 Mei 1997.
BUNAKEN – Taman Nasional Laut
SULAWESI UTARA, Minahasa, 89.065,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 730/Kpts-II/1991, 15 Oktober 1991.
CENDERAWASIH, Teluk – Taman Nasional Laut
PAPUA BARAT, PAPUA TENGAH, Yapen Waropen, Manokwari, 1.453.500,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 8009/Kpts-II/2002, 29 Agustus 2002.
CIREMAI, Gunung – Taman Nasional
JAWA BARAT, Kuningan, Majalengka, 15.500,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 424/Menhut-II/2004, 19 Oktober 2004.
DUA BELAS, Bukit – Taman Nasional
JAMBI, Sarolangun Bangko, Batanghari, Bungo Tebo, 60.500,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 258/Kpts-II/2000, 23 Agustus 2000.
GEDE-PANGRANGO, Gunung – Taman Nasional
JAWA BARAT, Bogor, Sukabumi, Cianjur, 21.975,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 174/Kpts-II/2003, 10 Juli 2003.
HALIMUN-SALAK, Gunung –Taman Nasional
JAWA BARAT, BANTEN, Bogor, Sukabumi, Lebak,113.357,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 285/Kpts-II/1992, 26 Februari 1992.
KARIMUNJAWA, Kepulauan – Taman Nasional Laut
JAWA TENGAH, Jepara, 111.625,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor : 78/Kpts-II/1999, 22 Februari 1999.
KAYAN MENTARANG – Taman Nasional
KALIMANTAN TIMUR, Bulungan, 1.360.500,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 831/Kpts-II/1996, 7 Oktober 1996.
KELIMUTU – Taman Nasional
NUSA TENGGARA TIMUR, Ende, 5.356,50 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 679/Kpts-II/1997, 10 Oktober 1997.
KERINCI SEBLAT – Taman Nasional
SUMATERA BARAT, JAMBI, SUMATERA SELATAN, BENGKULU, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kerinci, Muara Bungo, Sarolangun Bangko, Pesisir Selatan, Musi Rawas, 1.375.349,87 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor : 901/Kpts-II/1999, 14 Oktober 1999. Perluasan taman nasional dengan tambahan kawasan 14.160,00 ha sesuai Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 420/Kpts-II/2004, 19 Oktober 2004 – jadi total luas 1.389.509,87 ha.
KOMODO – Taman Nasional Laut
NUSA TENGGARA TIMUR, Manggarai, 173.700,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 306/Kpts-II/1992, 29 Februari 1992.
KUTAI – Taman Nasional
KALIMANTAN TIMUR, Kutai, 198.629,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 325/ Kpts-II/1995, 29 Juni 1995.
LAIWANGI WANGGAMETI – Taman Nasional
NUSA TENGGARA TIMUR, Sumba Timur, 47.014,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 576/Kpts-II/1998, 13 Agustus 1998.
LEUSER, Gunung – Taman Nasional
NANGROE ACEH DARUSSALAM, SUMATERA UTARA, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Timur, Langkat, 1.094.692,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 276/Kpts-VI/1997, 23 Mei 1997.
LORE LINDU – Taman Nasional
SULAWESI TENGAH, Donggala, Poso, 217.991,98 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 646/Kpts-II/1999, 23 Juni 1999
LORENTZ, Pegunungan – Taman Nasional
PAPUA BARAT, PAPUA TIMUR, Fakfak, Merauke, 2.450.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 154/Kpts-II/1997, 19 Maret 1997.
MANUPEU TANAH DARU – Taman Nasional
NUSA TENGGARA TIMUR, Sumba Barat, 87.984,09 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 576/Kpts-II/1998, 3 Agustus 1998.
MANUSELA – Taman Nasional
MALUKU, Maluku Tengah, 189.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 291/Kpts-II/1997, 23 Mei 1997.
MERAPI, Gunung – Taman Nasional
DI YOGYAKARTA, JAWA TENGAH, Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, 6.410,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 134/Menhut-II/2004, 4 Mei 2004.
MERBABU, Gunung – Taman Nasional
JAWA TENGAH, Magelang, Semarang, Boyolali, 5.725,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 135/Menhut-II/2004, 4 Mei 2004.
MERU BETIRI – Taman Nasional
JAWA TIMUR, Jember, 58.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 277/Menhut-VI/1997, 23 Mei 1997.
PALUNG, Gunung – Taman Nasional
KALIMANTAN BARAT, Ketapang, 90.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 448/Menhut-VI/1990, 3 Juni 1990.
PUTING, Tanjung – Taman Nasional
KALIMANTAN TENGAH, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, 415.040,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 687/Kpts-II/1996, 25 Oktober 1996.
RINJANI, Gunung – Taman Nasional
NUSA TENGGARA BARAT, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, 41.330,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 280/Kpts-VI/1997, 3 Juni 1997.
SEBANGAU – Taman Nasional
KALIMANTAN TENGAH, Katingan, Pulang Pisau, Kota Palangka Raya, 568.700,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 423/Menhut-II/2004, 10 Oktober 2004.
SEMBILANG, Sungai – Taman Nasional
SUMATERA SELATAN, Musi Banyuasin, 202.896,32 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 95/Kpts-II/2003, 19 Maret 2003.
SENTARUM, Danau – Taman Nasional
KALIMANTAN BARAT, Kapuas Hulu, 132.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 34/Kpts-II/1999, 4 Februari 1999.
SERIBU, Kepulauan – Taman Nasional Laut
DKI JAKARTA, Pulau Seribu, 107.489,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 6310/Kpts-II/2002, 13 Juli 2002.
SIBERUT – Taman Nasional
SUMATERA BARAT, Padang Pariaman, 190.500,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 407/Kpts-VI/1993, 8 Oktober 1993.
TAKA BONERATE – Taman Nasional Laut
SULAWESI SELATAN, Selayar, 530.765,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 92/Kpts-II/2001, 26 Februari 2001.
TESSO NILO – Taman Nasional
RIAU, Pelawan, Indragiri Hulu, 38.576,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 255/Kpts-II/2004, 19 Juli 2004.
TIGA PULUH, Bukit – Taman Nasional
RIAU, JAMBI, Bungo Tebo, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, 144.223,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 6407/Kpts-II/2002, 21 Juni 2002.
TOGIAN, Kepulauan – Taman Nasional Laut
SULAWESI TENGAH, Tojo Una-una, 362.605,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 418/Menhut-II/2004, 19 Oktober 2004.
UJUNG KULON`– Taman Nasional
BANTEN, Pandeglang, 123.156,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor : 758/Kpts-II/1999, 23 September 1999.
WAKATOBI, Kepulauan`– Taman Nasional Laut
SULAWESI TENGARA, Buton, 1.390.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 765/Kpts-II/2002, 19 Agustus 2002.
WASUR – Taman Nasional
PAPUA TIMUR, Merauke, 413.810,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 282/Kpts-VI/1997, 23 Mei 1997.
WAY KAMBAS – Taman Nasional
LAMPUNG, Lampung Tengah, 125.621,30 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor : 670/Kpts-II/1999, 26 Agustus 1999.
(ais)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar